Alva Thoriq Aziz / Grafis | Murni | Kriya | Interior | Eksterior / Seni Rupa

Kasatriyan, Ukiran Kayu Tertua Kraton Yogyakarta

Goresan unik yang terserat dalam sebatang kayu kaku, mengisyaratkan harmonisasi kehidupan, melambangkan betapa megahnya suatu kesatuan dari kerajaan yang masih tetap berdiri ditengah terpaan era globalisasi. Sebuah ukiran yang bernuansa seni, yang hingga kini ukirannya masih terlihat begitu berkelas dan bercita rasa tinggi. Ukiran hanya ukiran, tapi ukiran akan bernilai jika ia mampu menempati sebuah nilai yang dianggap tinggi. Jelas terlihat sekumpulan alat musik kuno  masih tertata rapi dan berbunyi nyaring riang, dibawah sebuah joglo ditengah–tengah Kraton Yogyakarta.

Merupakan ukiran kasatriyan yang  menjadi ukiran tertua didalam keraton Yogyakarta. Ukirannya dilapisi cat yang pada umumnya berwarna kuning keemas-emasan, dan kebanyakan dari ukiran ini bermotif bunga yang bercampur dengan ornament–ornament kekratonan Yogyakarta. Sebuah ragam seni yang tak bisa ditemukan dalam dimensi ruang lainnya, dan memiliki cita rasa khas yang menggambarkan sebuah kreasi seni dari para pemahatnya.

Alat musik kasatriyan ini digunakan oleh abdidalem setiap melakukan latihan musik Kraton, kasatriyan sendiri sebenarnya merupakan seperangkat alat musik yang dulunya biasa digunakan untuk acara–acara tertentu saja, seperti acara-acara besar keraton Yogyakarta. Tapi kini kasatriyan ini lebih sering digunakan untuk latihan  saja oleh para abdidalem, sehingga dapat dikesimpulan bahwa alat musik kasatriyan sudah beralih fungsi, meski tidak sepenuhnya.

Ukiran kasatriyan ini berbahan kayu, dimana kayu yang digunakan tidak sembarang kayu, hanya beberapa kayu saja yang sesuai dan baik untuk digunakan sebagai bahannya, seperti hal nya  kayu jati dan kayu nangka. Sudah diketahui bahwa ukiran yang paling terkenal adalah pahatan kayu, meski masih ada jenis lainnya, seperti ukiran pada perak, kuningan, bahkan batik yang biasa kita gunakan.

Tidak banyak yang mengetahui bahwa alat musik ini sudah berumur kurang lebih 200 tahun, karena ketangguhannya dan warna kuning keemasan yang disandangnya, menjadikannya seperti kesatri muda. Begitupun pada dasarnya ukiran ini sudah ada pada zaman Sultan Agung (Hamengku Buwono I) dan diukir oleh para pengerajin ukiran pada masa itu. Dapat di bayangkan berapa hebatnya peradaban ukiran yang sudah ada sejak dulu kala. Disamping itu, ukiran yang terdapat di alat musik kasatriyan ini mempunyai makna tersendiri. Kebanyakan ukiran ini menjelaskan tentang filosofi kehidupan yang dijalani oleh manusia, ataupun menjelaskan tentang suatu kisah dalam kehidupan.

Reported By Alfa Thoriq Aziz

Leave a comment